Kamis, 08 Desember 2011

Masalah-masalah sosial tentang pemuda saat ini




PEMUDA DI INDONESIA
            Pemuda atau angkatan muda adalah sebuah entitas spirit yang dahsyat kekuatannya, sejarah berbagai bangsa di dunia ini telah membuktikan bahwa pergerakan kaum muda-lah yang mengawali setiap perjuangan kemerdekaan, setiap perubahan serta setiap pembangunan arah sebuah bangsa tersebut. Peranan pemuda dalam mesyarakat sangatlah penting dan sangatlah dibutuhkan demi terciptanya peranan masyarakat yang bersolidaritas terhadap masyarakat lainnya.                                                                                                                 
            Pemuda juga memiliki semangat untuk berubah dan memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan. Hal ini yang menjadi peran paling penting dari pemuda. Jika kita melihat kembali sejarah Indonesia, kita akan melihat begitu dominannya peran pemuda dalam melakukan perubahan. Dimulai dari kebangkitan nasional, sumpah pemuda yang menjadi cikal bakal persatuan Indonesia, kemerdekaan Republik Indonesia, lahir dan tumbangnya orde baru serta lahirnya orde reformasi. Sejarah mengatakan tanpa pemuda negeri ini tidak akan menikmati kemerdekaan dan terus-menerus hidup dalam ketidakadilan. Problematika pemuda yang terbentang dihadapan kita sekarang sungguh kompleks, mulai dari masalah pengangguran, krisis mental, krisis eksistensi, hingga masalah moral. Budaya permisif dan pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian pemuda terjebak dalam kehidupan yang serba instant, dan tercabut dari idealisme sehingga cenderung menjadi manusia yang anti sosial. Sehingga muncul pertanyaan, apakah masih ada pemuda yang dikatakan sebagai agen perubahan dimasa saat ini ? tentu saja jawabannya adalah ya! masih ada pemuda-pemuda Indonesia yang peduli dengan bangsanya. Tinggal bagaimana caranya agar pemuda lainnya bisa turut berkontribusi untuk perubahan bangsa Indonesia. Keprihatinan terhadap kondisi pemuda saat ini harus tetap diprihatinkan tanpa mengabaikan perubahan itu sendiri. Karena suatu perubahan tidak perlu menunggu orang banyak. Dia akan bergulir dengan sendirinya bersama para pemuda yang teguh dengan komitmennya untuk perubahan.
Pemuda yang berada di pedesaan pun perlu diperhatikan, Mereka seharusnya mengembangkan desa mereka dengan bertani, bercocok tanam, dan berusaha yang lainnya yang membuat maju desa mereka sendiri. Mereka juga harus mengerti kondisi zaman sekarang yang serba canggih atau menggunakan teknologi sehingga tidak tertinggal oleh zaman.
Karakter anak-anak zaman sekarang tidak jauh berbeda dengan karakter anak-anak zaman dahulu. Ketika lahir mereka sama-sama pandai menangis dan sama-sama melalui proses pertumbuhan dan perkembangan. Namun mereka menjadi berbeda satu sama lain dalam hal karakter karena karakter turunan dari orangtua dan ditambah dengan pengalaman hidup yang dialami. Faktor yang terakhir yaitu stimulus dan pengalaman hidup sangat menentukan pembentukan karakter “ingin jalan pintas/ budaya instan”.
Karakter jalan pintas terbentuk tanpa disadari dalam proses hidup. Ada sejumlah faktor penyebab terbentuknya karakter ingin jalann pintas, ciri-ciri oknumnya seperti pemalas, motivasi belajar rendah, dan bergaya hidup ingin senang terus. Ini merupakan kontribusi negatif dari faktor ekstrinsik. Setiap orang sejak usia dini dalam pertumbuhan dan perkembangannya mendapat stimulus atau pengaruh dari lingkungan yang mempengaruhi anak rajin atau malas.
Mengantisipasi/mencegah agar anak (pelajar/mahasiswa/remaja) tidak terjebak dan ketularan dengan karakter “ingin hidup enak lewat jalan pintas” yang banyak dalam bentuk iming-iming dalam mimpi. Karakter ingin hidup dengan jalan pintas/budaya instan sering terekspresi lewat moto dan gaya hidup mereka: hidup santai masa depaan cerah. Maka orang tua dan guru perlu memaksimalkan peran mereka dalam mendidik (terutama bagi orang tua) dalam membentuk karakter anak menjadi orang yang rajin dan ulet dalam belajar dan bekerja, tidak perlu membebaskan anak untuk tidak terlibat membantu orang tua bekerja di rumah. Sebab cendrung mematikan potensi anak dalam memiliki life skill/kecakapan hidup. Orangtua perlu memberi dan menjadi model (suri teladan), berperilaku terlebih dahulu agar anak bisa menjadi orang yang rajin dan ulet dan menyediakan/ memperkaya wawasan anak serta memilihkan tempat pendidikan dan bermain yang berkualitas bagi mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar